Langsung ke konten utama

Let's Take Care of Our Mental

 Mental health? Apa sih pengertian dari mental health? 

Menurut paham ilmu kedokteran, mental health atau kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut. 

Semua orang pasti pernah merasakan beragam perasaan emosional seperti penat, jenuh atau sedih. Bahkan jika seseorang dianggap having emotional range of teaspoon, dia tetap saja akan merasakan perasaan senang, sedih, marah dan segudang perasaan lainnya. 

Dan contoh kasus yang saya ambil adalah depresi dan apakah itu depresi? Depressive disorder, sering disingkat sebagai depresi, itu lebih dari sekadar merasa sedih atau lagi masa-masa sulit yang menyebabkan kita tidak dalam kondisi psikologis yang baik.

Depresi ini mulai digunakan sebagai alasan seseorang untuk tidak ingin melakukan sesuatu. Istilah yang juga mulai digunakan sebagai bahan ejekan. Istilah yang disangkutpautkan dengan kurangnya iman dan lemahnya mental.

Terus apa sih tanda-tanda orang bisa dicurigai punya depresi? Ada beberapa sih, diantaranya gejala anhedonia, berat badan bertambah atau berkurang, hilangnya motivasi, kondisi psikologis yang turun terus menerus setidaknya dua minggu, pikiran bunuh diri, gejala fisik seperti mudah lelah, badan pegal-pegal atau merasa gatal di seluruh badan, gerak badan jadi makin melambat, dan lain-lain. Kalo di antara kalian ada yang merasa punya dua dari beberapa gejala yang sudah saya share dan tidak membaik padahal sudah berhari-hari, datang saja ke psikolog atau psikiater atau dokter umum biasa. Karena ada beberapa kondisi medis yang mirip gejalanya seperti depresi, misalnya kekurangan vitamin, masalah thyroid, dan lain-lain.

Kebanyakan orang pernah mengalami masa-masa merasa jatuh, rendah, atau tidak ingin melakukan apapun. Tapi ketika kalian depresi, kalian akan merasa sedih atau gejala anhedonia yang tidak hilang-hilang sampai berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun. Kalau pun di antara kalian memang ada yang depresi, itu tidak masalah. Percayalah, bisa disembuhkan dan bisa pulih seperti orang normal.

Dari yang saya baca-baca, kita bisa mengatasi gangguan mental dengan cara berbicara dengan orang lain, me time, olahraga teratur, kurangi hal yang bersifat adiktif, dan yang paling penting adalah jangan malu meminta bantuan. 

Bagaimanapun cara kalian menjaga kesehatan mental, ingatlah selalu bahwa kalian tidak sendirian. Akan selalu ada orang yang bersedia untuk membantu. Orang-orang di seluruh dunia berjuang yang sama seperti kalian, dan kita harus saling menolong satu sama lain untuk melalui masa sulit ini.

Sumber :

1. http://counselingtreatment.weebly.com/kesehatan-mental.html

2. https://emak2blogger.com/2017/12/08/kesehatan-mental-sepele-tapi/kok

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelajaran Cinta dan Makna Kehidupan dari Luka Ditinggalkan

Ingatan indah bersama dia terlintas di benak, menghadirkan kembali momen tawa dan canda yang kini hanya tinggal kenangan. Kekosongan yang mendalam menyelimuti hatiku, menggerogoti rasa rindu yang tak terhingga. Di balik kesunyian yang mendalam, duniaku terasa asing tanpa kehadirannya, setiap sudut ruangan menyimpan memori tentangnya yang tak terlukiskan. Bayangannya tak henti menghantuiku, suaranya yang lembut bagaikan alunan merdu kini tak lagi dapat didengar. Kekosongan yang dia tinggalkan bagaikan luka tanpa bekas, namun perihnya menusuk ke dalam hati, meninggalkan luka mendalam yang sulit untuk aku ikhlaskan. Kesedihan mendalam menyelimuti jiwaku, terombang-ambing di lautan kesepian tanpa arah dan tujuan yang pasti. Dunia terasa runtuh saat aku kehilangan orang tercinta, separuh jiwaku hilang, meninggalkan luka mendalam yang sukar terlupa. Keheningan menyelimuti hari-hariku, ditemani rasa pilu di dada yang tak terlukiskan. Di balik kesedihanku yang mendalam, rasa marah dan kecewa b...

Menjadi Pengisi, Tapi Tak Pernah Menjadi Pemeran Utama

 Ada saatnya aku merasa telah memberikan segalanya untuk seseorang. Waktu, perhatian, bahkan seluruh hati, hanya untuk menyadari bahwa aku hanyalah bagian kecil dalam ceritanya. Aku hadir, tapi tidak pernah benar-benar diutamakan. Aku mengisi ruang yang kosong, tetapi tidak pernah menjadi alasan seseorang untuk tinggal. Awalnya, aku berpikir tidak apa-apa. Selama masih bisa berada di dekatnya, meski hanya pinggiran, aku sudah merasa cukup. Aku percaya bahwa dengan kesabaran, dengan tetap bertahan, suatu saat dia akan menyadari bahwa aku lebih dari sekedar ada. Namun, tidak peduli seberapa banyak yang aku berikan, tidak semua orang akan melihatku seperti yang aku harapkan. Aku bisa menjadi cahaya dalam gelapnya, tempat pulang dikala lelah, tapi jika dalam hatinya aku hanyalah persinggahan sementara, maka seberapa keras pun aku bertahan, aku tetap tak akan menjadi tujuan akhirnya. Dan tahukah kamu apa yang lebih menyakitkan dari sekadar menjadi figuran? Bukan hanya sekadar tersisih, ...

Kita Yang Hampir Tiba, Tapi Tak Pernah Benar-Benar Sampai

Ada satu hal yang selalu membuatku betanya-tanya: bagaimana jika kita tidak gagal? Bagaimana jika kita bisa bertahan sedikit lebih lama, lebih sabar, lebih mengerti? Mungkin kita akan menjadi pasangan yang membuat iri banyak orang, seperti tokoh dalam cerita yang akhirnya menemukan akhir bahagia. Mungkin kita akan tetap tertawa bersama, berbagi impian di atas meja makan yang sama, saling bercerita tentang hari yang melelahkan, lalu mengakhiri semuanya dengan secangkir teh hangat dengan pelukan kecil di sofa. Tapi, mungkin juga tidak. Mungkin kita memang ditakdirkan hanya sebagai pertemuan yang sementara, yang meski manis, tidak untuk berlangsung selamanya. Mungkin kebersamaan kita seperti matahari yang terbit di tengah musim hujan--indah, tapi sebentar. Aku suka memikirkan ini dalam-dalam, bukan untuk menyiksa diri, tapi untuk meyakinkan hatiku bahwa tidak semua yang indah harus memiliki akhir yang bahagia. Padahal kita punya banyak hal yang bisa dibanggakan. Kita saling mengerti dalam...